EXISTENTIAL CRISIS IN ANUAR NOR ARAI’S “VACUUM” KRISIS EKSISTENSI DALAM “VAKUM” KARYA ANUAR NOR ARAI

Main Article Content

Mas Rynna Wati Ahmad

Abstract

Abstract
The period of experimental theatre in the 1970s significantly changed the history of modern
Malay theatre. The plays staged during that era could be categorised as absurd because they
contained strong inclinations towards absurd theatre techniques. The existential philosophy
which underpinned the foundation of these works drew much controversy at its peak. This
paper intends to highlight the portrayal of two main characters in Anuar Nor Arai’s
“Vacuum” (Vakum) who are constantly in conflict: the Old Man, who resists change
but wants to stay relevant, and the Young Man, who perceives existence as being present
and believes that change should be accompanied by wisdom. This intergenerational conflict
also reflects the existential crisis that makes the play unconventional. In addition, the
paper delved into the existential conflicts experienced by the two characters and their
respective journeys through the philosophical lens of existentialism. “Vacuum”,
written in 1993, employed clever elements of absurd theatre techniques as it placed
delicate issues into the mainstream discourse of local theatre at that time. Despite
calling attention to various controversial issues through absurd theatre, such bold attempts
by the playwrights are widely accepted today. Consequently, their boldness allows for more
creative experimentation in the current mainstream Malay theatre.



Keywords: Theatre of the Absurd, Malay Experimental Theatre, controversial, existential
crisis, change


Abstrak
Zaman teater eksperimental pada tahun 1970-an telah membawa kepada perubahan yang
signifikan dalam sejarah perkembangan teater Melayu moden. Teater yang dihasilkan pada
era ini sering dikaitkan sebagai teater absurd kerana falsafah absurd yang sarat mendasari
pembikinan dan pementasannya. Oleh itu, teater pada era ini sering menimbulkan kontroversi
sepanjang era popularitinya. Kajian ini memfokuskan kepada dua watak utama yang sentiasa
berada dalam konflik yang berterusan iatu, Orang Tua yang berkeras tidak mahukan
perubahan dan mahu kekal relevan dalam masyarakat. Watak Orang Muda pula melihat
kewujudan yang relevan itu sebagai keberadaan dalam keadaan semasa dan menerima arus perubahan dengan kematangan akal. Konflik jurang antara dua generasi ini memperlihatkan
krisis eksistensi yang membuatkan karya ini bukanlah sebuah karya teater yang konvensional.
Kajian ini juga membincangkan berkaitan permasalahan konflik eksistensi yang dialami oleh
dua watak utama dan derita saraf yang mereka alami melalui lensa falsafah eksistentialisme.
Vakum, tulisan Anuar Nor Arai, telah diterbitkan pada tahun 1993 dan telah mengaplikasikan
elemen-elemen teater absurd dan mengangkat isu yang rumit dan jarang diperkatakan dalam
karya teater Melayu ketika itu. Walaupun karya Teater Absurd Melayu telah mengangkat isuisu kontroversi melalui falsafah absurd, eksperimen berani yang telah dilakukan oleh
dramatis pada zaman itu telah diterima baik oleh dramatis aliran kini. Eksperimen yang tidak
konvensional ini telah membuka ruang kepada dramatis generasi kini untuk lebih berani dan
kreatif berkarya tanpa kekangan dalam aliran semasa teater Melayu masa kini.



Kata Kunci: Teater Absurd, Teater Eksperimental Melayu, kontroversi, krisis eksistensi,
perubahan

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Mas Rynna Wati Ahmad. (2022). EXISTENTIAL CRISIS IN ANUAR NOR ARAI’S “VACUUM”: KRISIS EKSISTENSI DALAM “VAKUM” KARYA ANUAR NOR ARAI. Jurnal Pengajian Melayu (JOMAS), 33(2), 146–161. Retrieved from http://mojes.um.edu.my/index.php/JPM/article/view/39757
Section
Articles